Monday, 3 May 2021
"People who avoid failure, also avoid success."
–Rick Riordan–
Indikator
Global Market
Market saham Asia tertahan ke pelemahan pada perdagangan hari Jumat menyusul indeks manufaktur China periode April lebih rendah dari perkiraan. Investor masih mengincar sentimen positif dari pemulihan USA setelah Presiden Joe Biden meluncurkan paket bantuan sosial senilai USD 1,8 triliun serta program belanja infrastruktur. Selain itu belum ada sinyal the Fed mencabut kebijakan dovish.
Update Covid-19. Kematian per hari akibat virus korona di India mencapai rekor 3.689 pada hari Minggu. Krisis tersebut merugikan Perdana Menteri Narendra Modi dalam pemilihan umum, karena partai BJP yang berkuasa mengakui kekalahan di negara bagian Benggala Barat. Presiden AS Joe Biden melarang sebagian besar perjalanan ke AS dari India mulai Selasa, dan Malaysia melaporkan kasus pertama yang disebut varian India. India, Afrika Selatan, dan negara lain sedang mengupayakan keringanan dari WTO untuk memudahkan perlindungan kekayaan intelektual untuk vaksin Covid-19. Sementara itu, Singapura dan Malaysia mengumumkan kembalinya perjalanan lintas batas untuk keadaan darurat.
Indonesia
Pemerintah merencanakan penurunan defisit fiskal 2022 ke 4.51-4.85% GDP vs. 5.7% tahun ini. Angka tersebut lebih besar dari 4.2% yang menjadi asumsi lembaga rating S&P. Pemerintah berkomitmen untuk secara bertahap kembali ke defisit 3% pada 2023. Namun, pemulihan ekonomi masih terhambat PPKM dan gangguan supply vaksin. Dukungan fiskal yang cukup masih dibutuhkan hingga tahun depan. Penurunan defisit fiskal secara perlahan dapat memberikan ruang pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi. Namun, pemerintah harus tetap disiplin dalam timeline konsolidasi fiskalnya untuk tetap mempertahankan credit rating.
Asian Development Bank (ADB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 ke 4.5% dari 5.3%. Penurunan proyeksi ekonomi juga telah dilakukan sebelumnya oleh IMF dan BI. ADB melihat adanya risiko lonjakan kasus Covid-19 paska Ramadan-Idul Fitri dan risiko terhambatnya vaksinasi akibat kendala pasokan. Selain itu, penerimaan APBN dinilai masih lemah untuk mendukung pembiayaan fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi. Penurunan proyeksi oleh lembaga dunia dapat memperparah arus keluar dana asing dari pasar saham. Kami mengamati rotasi arus modal asing sedang terjadi ke negara yang mampu pulih lebih awal seperti AS.
Analisis
Setelah sempat membaik setelah The Fed mengumumkan kebijakan dovish, bursa Asia ditutup merah pada Jumat kemarin. Hal tersebut mengindikasikan fundamental pebaikan ekonomi belum terlalu kuat, sehingga investor cenderung hati-hati.
Investor disarankan membentuk portfolio yang seimbang antara instrumen yang likuid, fixed income, dan berkembang. Porsi pendapatan imbal hasil dari aset pendapatan tetap dapat diisi oleh Obligasi Negara tenor pendek-menengah. Seri obligasi yang kami rekomendasikan adalah seri benchmark yang secara likuiditas lebih baik dibanding seri lainnya, yaitu FR86, FR87, FR88, FR83, FR89.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.