Wednesday, 5 May 2021
"I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand."
–Confucius–
Indikator
Global Market
Hong Kong mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di Kuartal I tahun 2021. Secara pertumbuhan kuartal, PDB Hong Kong tercatat di 5,3% qoq dan secara tahunan tercatat 7,8% yoy. Kontraksi ekonomi Hong Kong telah terjadi dari Kuartal III 2019 dimulai dari kerusuhan politik penolakan RUU Ekstradisi, dampak perang dagang AS-China dan dilanjutkan lockdown Covid19.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, PMI Manufaktur AS tercatat 60,5 di April 2021, naik dari 59,1 di bulan sebelumnya. Dalam laporannya, IHS Markit mencatat ini adalah pertumbuhan manufaktur paling signifikan dalam 11 tahun terakhir. Zona Eropa juga mencatat pertumbuhan indeks manufaktur yang signifikan, tercatat 62,9 di April naik dari 62,5 di Maret 2021.
Indonesia
Pemerintah akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Kuartal I 2021 sebagai indikator pertumbuhan ekonomi pada hari ini. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam siaran persnya menyatakan pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2021 diprediksi di kisaran -0,5% sampai dengan -0,3%. Adapun untuk Kuartal II 2021 diprediksi di kisaran 6,9% sampai dengan 7,8%. Sebelumnya, Kementerian Keuangan memprediksi PDB Indonesia Kuartal I 2021 di kisaran -1% sampai dengan -0.1%.
Untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satu strategi penting Pemerintah adalah mendorong realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Per 30 April 2021, realisasi program PEN mencapai Rp 155,63 triliun atau 22,3% dari anggaran sebesar Rp 699,43 triliun. Selain itu, Pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang tambahan subsidi bunga KUR menjadi 3% selama 6 pada 1 Juli–31 Desember 2021. Adapun terdapat perubahan kebijakan yaitu skema KUR tanpa jaminan dinaikan menjadi Rp 100 juta dari sebelumnya maksimal Rp 50 juta.
Analisis
Indonesia sudah hampir pasti masih tercatat resesi pada Kuartal 1 2021 ini. Hal ini tak lepas dari belum selesainya pandemi Covid19 di Indonesia dan berbagai Negara, serta progress vaksinasi yang masih berjalan. Aksi wait and see khususnya dari investor asing dapat segera berubah jika pada realitanya terdapat indikasi bahwa Indonesia akan segera mencatatkan ekonomi positif pada kuartal II 2021. Namun risiko sentiment negative masih harus diwaspadai khususnya menjelang musim Lebaran yang dikhawatirkan menimbulkan cluster penularan baru.
Persiapan dana darurat dan instrument likuiditas tinggi merupakan hal wajib bagi investor, sambil secara bertahap dapat masuk ke instrumen pendapatan tetap seperti Obligasi Negara dan juga instrumen agresif seperti reksadana saham guna memanfaatkan momentum harga rendah, sesuai porsi profil risiko.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.