Tuesday, 25 May 2021
"Opportunities don’t happen. You create them."
–Chris Grosser–
Indikator
Global Market
Rebound saham teknologi memimpin kenaikan pasar saham Amerika Serikat seiring dengan meredanya kekhawatiran inflasi, didukung oleh pernyataan tiga pejabat Federal Reserve yang menyatakan bahwa lonjakan inflasi bersifat sementara dan tidak bertahan lama. Selain itu, Data klaim tunjangan pengangguran US mencapai 444.000 lebih baik dari polling Dow Jones 452.000. Penurunan tersebut menjadi indikator membaiknya perekonomian US seiring vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual. Imbasnya indeks S&P 500 naik 0.99%, Dow Jones naik 0.54% sementara Nasdaq naik 1.41%. Presiden Fed St Louise, James Bullard, mengatakan bahwa tingkat inflasi akan bertahan di atas 2% pada 2022. Imbal hasil UST 10 tahun turun ke level 1.60%.
Dari Eropa, pelaku pasar mencermati rapat khusus Uni Eropa yang membahas perkembangan Covid-19, isu lingkungan dan hubungan Inggris - Uni Eropa pasca Brexit.
Pemimpin G20 menghendaki kerja sama global dalam melawan pandemic Covid-19. Anggota G20 berjanji untuk meningkatkan bantuan serta mengusahakan pembukaan rantai suplai vaksin bagi negara tertinggal. Hal ini tentu akan berdampak baik untuk meningkatkan kapasitas produksi dan akses vaksin bagi seluruh negara.
Indonesia
Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Mei 2021 pada hari ini. Analis memperikirakan suku bunga acuan Indonesia masih akan tetap dipertahankan pada level 3.5% seiring indikator perbaikan ekonomi yang positif dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, memprediksikan ekonomi Indonesia 2Q2021 bisa tumbuh 7.10%-8.30% sementara full year 2021 tetap 4.5%-5.3%. salah satu indikator pemulihan ekonomi ini dapat dilihat dari tumbuhnya konsumsi listrik pada April 2021. Sri Mulyani mengatakan, konsumsi listrik pada April 2021 tumbuh 6.3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Konsumsi listrik di semua golongan mengalami kenaikan kecuali rumah tangga. Ini artinya masyarakat sudah mulai untuk beraktivitas di luar rumah.
Pemerintah menetapkan Asumsi Indikator Makro 2022 sebagai basis penyusunan RAPBN 2022. Asumsi tersebut antara lain, (1) Pertumbuhan Indonesia sebesar 5.2%-5.8%. (2) Tingkat Inflasi 2%-4%. (3) Yield SUN 10Yr 6.32%-7.27%. (4) Defisit Fiskal -4.51% hingga -4.85%. Dengan asumsi deficit fiskal 2022 yang lebih sempit, pemerintah harus menyusun strategi untuk meningkatkan penerimaan negara melalui berbagai reformasi perpajakan.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.