Thursday, 3 June 2021
"Never be afraid to sit a while and think."
–Lorraine Hansberry–
Indikator
Global Market
Dilaporkan CNBC International, mantan presiden The Fed William Dudley menyatakan bahwa inflasi tinggi di Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek akan berfluktuasi, meskipun dalam jangka Panjang inflasi tinggi tersebut dapat lebih pasti terjadi. Hal ini menimbulkan sentimen bahwa Bank Sentral AS tersebut berpotensi mulai menaikan suku bunga.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Wakil Perdana Menteri China Liu He diberitakan mengadakan pertemuan virtual guna membahas kerjasama ekonomi antar kedua negara. Disamping dari isu geopolitik yang sering mengemuka, kerjasama ekonomi kedua negara di pemerintahan Biden berjalan cukup baik. Hal ini dipercaya dapat mempercepat pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi.
Purchasing Managers Index (PMI) dari IHS Markit untuk Amerika Serikat tercatat di posisi 62,1 pada Mei 2021, naik dari 60,5 pada posisi bulan sebelumnya. IHS Markit mencatat bahwa output industri meningkat dengan cepat seiring pemesanan yang menguat.
Peningkatan PMI juga terjadi pada negara Zona Eropa (Eurozone) yang tercatat 63,1 pada Mei 2021, naik dari 62,9 pada bulan sebelumnya. Sedangkan pada ASEAN, PMI tercatat relatif stabil pada posisi 51,8 pada Mei 2021, turun tipis dari 51,9 pada bulan sebelumnya.
Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Indonesia per Mei 2021 sebesar 0,32% mtm atau 1,68% yoy. Inflasi ini naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,13% mtm atau 1,42% yoy. Inflasi Inti juga dilaporkan meningkat, yaitu 0,24% mtm atau 1,37% yoy di Mei 2021 yang naik dari 0,14% mtm atau 1,18% yoy dari bulan sebelumnya.
Selain itu BPS juga merilis data Kunjungan Wisatawan Mancanegara per April 2021 yang tercatat -2,61% mtm atau -19,33% yoy. Hal ini turut mempengaruhi data Tingkat Penghunian Kamar per April yang tercatat -1,44 poin meskipun secara tahunan naik 21,96 poin.
IHS Markit juga mengumumkan Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia berada di posisi 55,3 per Mei 2021, naik dari posisi bulan sebelumnya sebesar 54,6. Posisi ini tercatat sebagai rekor survei tertinggi selama 3 bulan berturut-turut.
Bank Indonesia, Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan sudah mulai mempersiapkan langkah antisipasi kondisi taper tantrum. Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rapat kerja DPR, kemungkinan perubahan kebijakan moneter the Fed, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi perlu dipandang sebagai risiko yang harus dimitigasi demi terjaganya stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.