Friday, 23 July 2021
"The man that masters himself through self-discipline can never be mastered by others."
–Napoleon Hill–
Indikator
Global Market
Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali menguat untuk kali ketiga secara beruntun dalam pekan ini pada penutupan perdagangan Kamis. Penguatan Wall Street dipimpin oleh saham-saham raksasa teknologi, di tengah adanya lonjakan tak terduga data klaim tunjangan pengangguran yang kembali memunculkan kekhawatiran soal kondisi ekonomi. Investor kembali masuk ke saham teknologi favorit seiring tumbuhnya optimisme tentang sektor menjelang laporan pendapatan pada minggu depan untuk beberapa nama besar.
Sementara itu laporan Reuters, Inggris mulai kekurangan pangan akibat pandemi Covid-19. Dari supermarket hingga toko grosir tengah berjuang memastikan kestabilan pasokan makanan dan bahan bakar. Situasi ini terjadi setelah aplikasi kesehatan resmi memberitahu ratusan ribu pekerja untuk mengisolasi diri mereka sendiri setelah ada kasus kontak dengan pasien Covid-19. Mereka menyebut ini sebagai 'Pingdemic' karena ratusan ribu orang telah 'di-ping' atau diperingatkan oleh aplikasi Layanan Kesehatan Nasional (NHS) untuk melakukan isolasi mandiri selama 10 hari setelah tercatat melakukan kontak dekat dengan orang yang positif corona.
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meroket 1,8% pada perdagangan Kamis kemarin. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 30 Maret lalu. Secara teknikal IHSG sukses break out melewati rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.060 hingga 6.080. MA 100 merupakan resisten yang kuat. Ini untuk pertama kalinya IHSG sukses melewati MA 100 sejak 31 Maret lalu.
Bank Indonesia (BI) telah menuntaskan transaksi penggunaan mata uang lokal antar negara atau local currency settlement (LCS) untuk Indonesia dan China. Gubernur BI Perry Warjiyo mengemukakan seluruh persyaratan dan teknis operasional LCS antara Indonesia dan China sudah selesai. Menurutnya, LCS dapat meningkatkan ekspor nasional di masa yang akan datang. LCS sendiri merupakan kerja sama antara Bank Sentral Indonesia dengan sejumlah Bank Sentral negara lain. Kerja sama ini memperbolehkan penggunaan mata uang lokal setiap kali berlangsung transaksi perdagangan bilateral maupun investasi. Dengan kerja sama LCS, maka kedua negara bisa sama-sama mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Artinya dalam setiap transaksi, kedua negara tak lagi perlu untuk menukar dollar seperti yang saat ini dilakukan. Adapun transaksi LCS mencakup penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung, serta perdagangan antar Bank untuk mata uang negara tersebut dan Indonesia. Selan itu, ada juga sharing informasi dan diskusi secara berkala antar otoritas.
Perusahaan pemeringkatan global yang berbasis di AS dan London, Fitch Ratings, memprediksi bahwa varian Covid-19 dapat mengancam prospek (outlook) Perusahaan Indonesia. Hal ini terkait dengan pembatasan sosial yang harus diterapkan akibat munculnya varian Covid-19.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (data per 23 Juli 2021).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.