Tuesday, 27 July 2021
"Don't look for the needle in the haystack. Just buy the haystack."
–John Bogle–
Indikator
Global Market
Kenaikan harga-harga dan penyebaran varian-varian baru virus Covid-19 berpotensi mengganggu laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Sehingga The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif dalam rapat kebijakan pekan ini. Tapi yang akan menjadi sorotan para investor adalah setiap isyarat tentang kapan Bank Sentral AS tersebut akan mulai mengurangi (tapering) program pembelian obligasi bulanannya. Program pembelian obligasi senilai triliunan dolar AS itu bertujuan untuk melonggarkan kondisi-kondisi penyaluran kredit selama krisis. Tapi belakangan mendapatkan sorotan lantaran inflasi sudah naik ke level-level rekor tertinggi.
Pemulihan ekonomi China yang cepat pada semester pertama tahun ini didorong oleh provinsi-provinsi yang padat manufaktur di garis pantai timur. Keadaan tersebut memperlebar gap dengan regional inland China. Empat dari lima provinsi dengan kinerja terbaik dalam enam bulan pertama tahun ini berasal dari China tenggara, termasuk pusat manufaktur dan ekspor utama Jiangsu dan Guangdong. Pertumbuhan ekspor untuk tahun ini melonjak 38,6% pada semester pertama. Hal tersebut dikarenakan kondisi pandemi yang memicu kenaikan permintaan untuk barang-barang buatan China dan membantu menopang pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 12,7% pada periode tersebut.
Indonesia
Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan atau currrent account deficit (CAD) sepanjang 2021 sebesar 0,6% hingga 1,4% dari produk domestik bruto. Proyeksi BI ini lebih rendah dari perkiraan awal yang sebesar 1% hingga 2% PDB. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, rendahnya CAD di sepanjang tahun ini diantaranya dipengaruhi oleh perkiraan berkurangnya defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II-2021. Perry memperinci, neraca perdagangan hingga Juni 2021 masih mencetak surplus. Pada kuartal II- 2021, surplus neraca perdagangan sebesar US$ 6,30 miliar. Sedangkan di kuartal sebelumnya juga surplus sebesar US$ 5,56 miliar.
Hari ini pemerintah kembali melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara dengan 2 seri terbaru yaitu PBS031 dengan tenor 3 tahun, dan PBS032 dengan tenor 5 tahun. Selain itu PBS030, PBS029, dan PBS028 juga kembali ditawarkan pada lelang hari ini. Dengan rendah nya suku bunga saat ini, investor dapat memilih produk PBS dengan tenor pendek-menengah seperti PBS031 PBS032 ini untuk dapat di hold hingga jatuh tempo.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani.