Friday, 13 August 2021
"When We Give Cheerfully and Accept Gratefully, Everyone is Blessed."
–Maya Angelou–
Indikator
Global Market
Pemerintah China kini menggodok sejumlah Undang-Undang (UU) baru. Semua aspek akan disoroti mulai dari keamanan nasional, inovasi teknologi, monopoli, pendidikan hingga tenaga kerja asing. Pemerintah Presiden Xi Jinpingm juga akan mengembangkan Undang-Undang untuk sektor-sektor baru. Seperti ekonomi digital, keuangan berbasis internet, kecerdasan buatan, data besar, komputasi awan dan termasuk meningkatkan respon terhadapat keadaan darurat. Sebelumnya, dalam beberapa bulan terakhir China mengekang raksasa teknologi dengan aturan anti-monopoli atau keamaan data.
Keadaan di Afghanistan semakin memanas. Pasukan kelompok Taliban dikabarkan telah menguasai salah satu kota berada di sekitaran ibukota Kabul. Pemerintah Afghanistan saat ini telah kehilangan sebagian besar Afghanistan utara dan barat. Hilangnya Ghazni kemungkinan akan menambah tekanan pada angkatan udara negara itu yang sudah kewalahan. Posisi pemerintah Afhanistan makin terdesak setelah Amerika Serikat memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu. Hal ini dilakukan karena Washington menilai bahwa misinya di negara itu merupakan perang tanpa akhir yang tidak berujung.
Pandemi Covid-19 di Malaysia masih terus mengkhawatirkan. Meski negara itu sudah melaksanakan penguncian yang ketat, tampaknya jumlah kasus harian masih mencetak rekor baru. Terbaru pada kamis 12/8, Malaysia menorehkan rekor baru 21.688 kasus Covid-19. Ini merupakan tambahan kasus tertinggi sepanjang sejarah pandemic di Negeri jiran Itu dan membuat total kasus kumulatif mencapai 1.342.215 kasus.
Indonesia
Indonesia memiliki satu operator seluler lagi yang menghadirkan 5G. Setelah Telkomsel dan Indosat, kali ini giliran XL Axiata yang mengantongi Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) dari Kementerian Kominfo. XL Axiata mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaksanakan Uji Layak Operasi pada tanggal 3-5 Agustus 2021. Lokasi penyelenggaraan uji coba itu ada di jalan Margonda, Depok.
Perusahaan infrastruktur dan konstruksi PT Waskita Karya (Persero), Tbk (WSKT) akan melaksanakan dua aksi korporasi dengan target perolehan dana mencapai Rp 17.5 triliun pada periode September-Desember mendatang. Dana ini berasal dari penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek dahulu (HMETD/right issue) dan penerbitan obligasi. Adapun Total dana yang di harapkan dari aksi korporasi ini mencapai Rp 11.9 triliun berupa right Issue yang akan digunakan untuk penyelasian tujuh ruas tol yang diinvestasikan oleh Perusahaan dan sisanya sebesar Rp 5.6 Triliun berupa Obligasi yang akan digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali obligasi jatuh tempo dan sisanya untuk modal kerja.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.