Monday, 6 September 2021
"Investing is not nearly as difficult as it looks. Successful investing involves doing a few things right and avoiding serious mistakes."
–John Bogle–
Indikator
Global Market
Pasar saham Amerika Serikat melemah setelah data nonfarm payroll hanya mencatat 235 ribu pekerja baru di Agustus, lebih rendah dari ekspektasi 733 ribu. Data ini mengindikasikan dampak dari meningkatnya kasus COVID-19 varian delta. Di sisi lain, kondisi ini dapat menunda Fed tapering yang sebelumnya dipandang pasar dapat diumumkan The Fed pada rapat FOMC September.
Ekonomi dua negara terbesar di dunia, China dan Jepang masih belum bisa segera pulih. Data kedua negara itu di Agustus 2021 masih terus menunjukkan pelemahan. Di Tiongkok, aktivitas di sektor jasa China alami kontraksi tajam pada Agustus 2021. Purchasing Manager Index (PMI) Caixin/Markit turun menjadi 46,7 pada Agustus dari 54,9 pada Juli. Sedangkan di Jepang, aktivitas sektor jasa pada bulan Agustus 2021 juga mengalami kontraksi. PMI Jibun Bank Japan Services bulan Agustus turun ke angka 42,9 padahal pada bulan Juli, PMI jasa sudah berada pada level 47,4.
Indonesia
Secara resmi Indonesia dan China memulai implementasi kerjasama penyelesaian transaksi perdagangan tanpa menggunakan dollar Amerika Serikat. BI mendefinisikan LCS framework adalah penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing. Kerangka kerjasama dimaksud meliputi, antara lain, penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung (direct quotation) dan relaksasi regulasi tertentu dalam transaksi valuta asing antara mata uang Rupiah dan Yuan. Selain dengan China, saat ini BI juga telah memiliki kerangka kerja sama LCS dengan beberapa negara mitra lainnya yaitu Jepang, Malaysia, dan Thailand.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, pandemi Covid-19 menghambat sektor logistik global. Karena itu, kegiatan ekspor impor menjadi ikut terpengaruh. Sebab, penjadwalan logistik yang terganggu memicu kelangkaan kontainer di sejumlah negara. "Akibat terganggunya jadwal pengapalan lalu lintas keluar masuk kapal pembawa kontainer, yang berdampak banyak kontainer yang tertumpuk di pelabuhan-pelabuhan besar internasional, ujung-ujungnya penyediaan kontainer menjadi berkurang," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi. Kondisi tersebut menjadi anomali di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya, pada masa awal pandemi virus korona baru juga sempat terjadi kelangkaan kontainer akibat penutupan akses di banyak negara.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (closing market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.