Thursday, 16 September 2021
"Beware the investment activity that produces applause, the great moves are usually greeted by yawns."
–Warren Buffett–
Indikator
Global Market
Australia mengalami penurunan jumlah pekerja akibat dari menyebarnya covid varian delta sepanjang bulan Agustus. Penyebaran tersebut memaksa Pemerintah Australia untuk melakukan lockdown berkepanjangan di dua kota besar di negaranya. Penurunan jumlah pekerja yang terjadi sepanjang bulan Agustus jauh lebih besar dari pada ekspektasi pasar yang hanya di angka 80 ribu dan ternyata turun 146 ribuan. Gubernur Bank Sentral Australia melihat adanya kemungkinan pemburukan dari sektor tenaga kerja kedepannya, bahkan dia menyatakan ada kemungkinan peningkatan jumlah pengangguran.
Dari Asia, China baru saja mengesahkan beberapa aturan baru yang berlaku di negaranya. Mulai dari aturan jam bermain anak-anak, hingga aturan untuk Perusahaan teknologi terkait keamanan data. Dengan adanya pengetatan aturan untuk Perusahaan teknologi, saham-saham teknologi dari China yang listing di bursa Amerika Serikat kembali mengalami penurunan terbukti indeks Nasdaq Golden Dragon China anjlok 1.17% per 15/09.
Pemerintah India sedang berupaya untuk mengembalikan minat investor dalam maupun luar negeri untuk berkecimpung di pasar obligasi jangka Panjang mereka. Hal tersebut terjadi akibat adanya penurunan minat secara kumulative sejak 2018 sejak runtuhnya permodalann IL&FS Group salah satu Lembaga infrasturktur dan pembiayaan di India. Menurut pengamat, Bank Sentral India perlu melakukan peningkatan suku bunga untuk meningkatkan kemenarikan dari pasar kredit mereka.
Indonesia
Dilansir melalui Website Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus tertinggi sepanjang masa. Tercatat sebesar 4.74 trliun USD surplus perdagangan RI bulan Agustus 2021 atau naik dua kali lipat dibandingkan Agustus 2020. Ekspor Indonesia meningkat sebesar 64% sementara impor meningkat sebesar 55% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. BPS juga mencatatkan surplus perdagangan RI ke beberapa negara seperti Amerika, India dan Filipina, namun masih defisit jika dibandingkan dengan perdagangan China. Surplus Dagang ini nantinya akan menjadi tambahan cadangan devisa yang dimiliki oleh Indonesia.
Salah satu layanan penyedia indeks saham asal Inggris, Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel siap merombak susunan saham konstituen Global Equity Index Asia Pacific ex Japan ex China Regional dan berlaku per penutupan perdagangan Jumat atau efektif pada perdagangan Senin (20/9/2021). Nama-nama besar termasuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) masuk ke indeks FTSE Large Cap, PT Semen Indonesia, Tbk (SMGR) yang pindah ke Mid Cap dan PT BRI Agroniaga, Tbk (AGRO) dan PT BFI Finance, Tbk (BFIN) masuk ke daftar small cap. Kehadiran sebuah indeks dapat menjadi benchmark dalam portofolio investasi, biasanya big funds dan asing ketika ingin mendiversifikasi aset portofolionya akan menggunakan indeks sebagai benchmark atau bahkan sebagai portofolio yang dikelola secara pasif.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.