Emerald Daily Update 25 November 2021 - Produk | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
 
 
 
 
 
 
 

Produk

Pastikan Anda mengetahui Profil Risiko Anda sebelum memulai berinvestasi.

INVESTASI DAN ASURANSI


INFO INVESTASI

 

Emerald Daily Update 25 November 2021

Thursday, 25 November 2021

"Wealth is not about having a lot of money. It’s about having a lot of options."
–Chris Rock–

Indikator

Indikator

Global Market

Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menyerang Perusahaan China. Kali ini 12 Perusahaan ditambahkan dalam daftar hitam perdagangan AS. Delapan merupakan entitas teknologi. Perusahaan itu diduga membantu upaya komputasi kuantum militer China dan mencoba memperoleh barang-barang asal AS untuk mendukung aplikasi militer Tirai Bambu. Bukan hanya Perusahaan China, entitas dan individu lain juga terkena getahnya, termasuk Pakistan. Tetangga dekat India itu terkena sanksi karena bekerja sama dengan China soal rudal nuklir dan balistik Islamabad. Secara keseluruhan ada 27 entitas yang dikenai sanksi AS. Ada juga Rusia, Jepang dan Singapura.

Tingkat inflasi tahunan Singapura naik menjadi 3,2% pada Oktober 2021 dari 2,5% pada September, di atas perkiraan pasar sebesar 2,8%. Ini merupakan angka tertinggi sejak Maret 2013, didorong oleh pemulihan konsumsi yang lebih cepat seiring dengan dibukanya kembali ekonomi lebih lanjut. Melonjaknya inflasi di Singapura didorong oleh melonjaknya harga-harga makanan dan jasa.

Indonesia

Lembaga pemeringkat Internasional Fitch baru saja mengumumkan, untuk kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil pada 22 November 2021. Fitch menyebutkan aktivitas ekonomi di Indonesia mulai pulih secara bertahap setelah lonjakan kuat Covid-19 dari Juni hingga Agustus yang membatasi permintaan domestik dan memperkirakan PDB riil akan tumbuh sebesar 3,2% pada tahun 2021. Lembaga pemeringkatan tersebut juga menyebutkan ada potensi kenaikan dari perkiraan tersebut yang didorong oleh pemulihan mobilitas yang cepat di kuartal empat tahun ini dan berlanjutnya reli harga komoditas ekspor Indonesia yang tinggi.

Bank Indonesia (BI) masih akan berpartisipasi dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan. Caranya, BI masih membeli obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Tahun lalu, lanjut Perry, BI membeli SBN senilai Rp 473 triliun. Pada 2021, hingga saat ini, total pembelian SBN oleh BI adalah Rp 143 triliun. Untuk APBN 2022, BI berencana untuk tetap melakukan pembelian SBN sebesar Rp 224 triliun. Dengan pendanaan BI, pemerintah dapat fokus menjalankan APBN untuk pemulihan ekonomi.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, pihaknya bersama pemerintah akan melakukan sinergi kebijakan untuk mendorong peningkatan kredit perbankan. Perry menjelaskan, aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat, mendorong perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit baru. BI akan terus mendorong perbankan untuk melanjutkan penurunan suku bunga kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kredit kepada dunia usaha.

Index Saham

Nilai Tukar

Government Yield

Government Yield

Reksa Dana

Komoditas

Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Data Closing).

Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.

  • Kurs Valas
  • Konversi

Konversi Mata Uang

Special Rates
TT Counter
Bank Notes

Panduan Transaksi Investasi di BNI Mobile Banking