Thursday, 9 December 2021
"The intelligent investor is a realist who sells to optimists and buys from pessimists."
–Benjamin Graham–
Indikator
Global Market
Virus Covid-19 varian Omicron masih menjadi isu yang mengguncang global baik secara sosial ataupun ekonomi. Hari ini World Health Organization (WHO) menyampaikan sudah 57 negara dilaporkan terdapat infeksi varian Omicron. WHO terus mengamati perkembangan tingkat sub-regional dan negara, terutama di beberapa negara Amerika Selatan, di mana perkembangan varian Delta cukup luas dan varian lainnya, seperti Gamma, Lambda, dan Mu masih menyumbang sebagian besar kasus, mengutip KONTAN.
Ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Amerika Serikat pada Senin (6/12/2021) resmi mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia. Boikot diplomatik berarti para pejabat AS termasuk presiden tidak akan datang ke Olimpiade Beijing, tetapi para atletnya tetap bertanding. Selain AS, Australia kabarnya juga turut memboikot Olimpiade Beijing 2022 dengan alasan yang sama. Kondisi ini mempertegang hubungan bilateral China dengan AS dan Australia yang sebelumnya memang sudah beberapa kali berseteru baik dari sisi keamanan ataupun ekonomi.
Kehadiran mata uang crypto memberikan evaluasi besar terhadap sistem keuangan negara-negara di dunia. Saat ini, rencana pengembangan mata uang digital tengah menjadi pembahasan hangat di global. Kali ini datang dari Australia yang tengah mempertimbangkan meluncurkan mata uang digital, sekaligus menyusun regulasi di pasar kripto. Langkah itu ditujukan untuk merombak sistem pembayaran. Selain Australia, saat ini ada beberapa negara lain yang juga tengah menyusun rencana penerbitan mata uang digital, seperti India dan termasuk Indonesia.
Indonesia
Pasar Obligasi Indonesia sedang mengalami capital outflow. Melansir KONTAN, total saat ini sudah sekitar Rp 9.8 triliun asing telah menjual SBN. Bank Indonesia (BI) meyakini keluarnya investor asing dari pasar surat utang negara tidak akan berlangsung lama. Ini dinilai hanya aktivitas sementara dan nantinya akan kembali masuk ke pasar keuangan dalam negeri. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Hariyadi Ramelan mengatakan situasi ini temporer dan Indonesia siap menghadapi 2022 dengan rentetan fundamental ekonomi yang lebih baik.
Bank Indonesia mengeluarkan hasil survei konsumen untuk bulan November 2021 dimana Indeks Keyakinan konsumen (IKK) bulan kemarin naik menjadi 118 dari sebelumnya 113.4 di bulan Oktober 2021. Penguatan IKK pada November 2021 didorong oleh perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, terutama persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini. Peningkatan tersebut sejalan dengan terus membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat didorong meningkatnya mobilitas seiring berlanjutnya pelonggaran pembatasan mobilitas, mengutip dari website Bank Indonesia.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta (Closing Market).
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
Investment Specialist : Samuel Panjaitan, Tristian Kurniawan, Panji Tofani, Edo Yonathan, Rynaldi Kresna Adiprana.