Akan Genap 70 Tahun BNI Mengenang Perjuangan Margono Djojohadikusumo
Purwokerto, 27 Mei 2016 - Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 yang akan jatuh pada 5 Juli 2016, lebih dari 25.000 insan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengenang rangkaian perjuangan terbentuknya BNI oleh Margono Djojohadikusumo, pendiri Pusat Bank Indonesia, cikal bakal BNI. Melalui acara Ziarah dan Tabur Bunga ke Makam Margono Djojohadikusumo, BNI ingin menebarkan kembali semangat perjuangan menegakkan kedaulatan ekonomi secara riil pada masa-masa awal Kemerdekaan Republik Indonesia yang tidak mudah. BNI dilahirkan sebagai simbol perjuangan dalam mengisi kedaulatan perdagangan internasional dan moneter oleh sebuah lembaga keuangan yang benar-benar dimiliki oleh Bangsa Indonesia setelah Kemerdekaan RI.
Acara Ziarah dan Tabur Bunga dipimpin oleh Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto dan dihadiri oleh keluarga besar Margono Djojohadikusumo di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (27 Mei 2016).
Suprajarto mengatakan, sebagai pendiri BNI, sosok Margono Djojohadikusumo telah meletakkan dasar-dasar perjuangan sekaligus prinsip-prinsip menjalankan bisnis perbankan. Sebagai bank yang dilahirkan ditengah suasana perjuangan mempertahankan Kemerdekaan RI, BNI mendorong segenap pegawai BNI untuk senantiasa bekerja dengan tulus tanpa pamrih.
"Pada kesempatan kali ini kami tengah mengenang kembali perjuangan tanpa pamrih para pendiri BNI. Karena sebagai bank kebanggaan bangsa Indonesia, BNI sangat menghargai jasa para Pahlawannya," ujarnya.
Mewakili Keluarga Besar Margono Djojohadikusumo, Mitra Vinda mengemukakan apresiasi yang tinggi kepada BNI yang tetap memberikan perhatian yang besar kepada keluarga besar Margono Djojohadikusumo sejak Margono pensiun. Perhatian yang besar tersebut merupakan budaya yang membanggakan di BNI. Keluarga besar Margono Djojohadikusumo berharap kinerja BNI di masa mendatang semakin baik, jauh melampuai kinerja pada masa-masa pendiriannya dulu.
Tercatat dalam sejarah, sebulan setelah BNI hadir sebagai anak kandung bangsa, Wakil Presiden RI Mohammad Hatta meresmikan pembukaan kantor Bank Negara Indonesia di gedung De Javasche Bank, Yogyakarta, pada tanggal 17 Agustus 1946. Kala itu BNI dibentuk untuk mendukung kelancaran pemerintahan dalam bidang keuangan & perekonomian masyarakat mengikuti hijrahnya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta. Saat itu, suasana dalam kondisi genting karena ada keinginan kembalinya Hindia Belanda menguasai kembali RI. Puncaknya adalah pada saat Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948, kegiatan operasional perbankan mustahil untuk tetap dilakukan, namun BNI tetap beroperasi dan menjalankan aktifitasnya hingga saat ini. Kondisi itu tidak lain karena dorongan semangat dan tekad teguh untuk terus melayani bangsa.
"Nilai semangat para pendahulu BNI tersebut tidak akan pernah usang dimakan zaman, karena akan direvitalisasi dari generasi ke generasi sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk itu penyelenggaraan ziarah dan tabur bunga pendiri BNI ini selalu menjadi penting, karena dapat mengingatkan tentang seberapa kuat keyakinan kita untuk meneruskan semangat para pendahulu dalam mengabdi kepada negeri. Selaras dengan tema HUT BNI tahun ini yaitu "Sinergi Kembangkan Negeri" dimana merepresentasikan 70 Tahun BNI tak pernah berhenti berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan bangsa," tutur Suprajarto.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden No. 2/1946 tanggal 5 Juli 1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955.
Sampai dengan akhir tahun 2015, BNI telah memiliki 1.826 outlet yang tersebar di 34 provinsi dan 420 kabupaten/ kota. BNI memiliki 24 Sentra Kredit Menengah (SKM), 58 Sentra Kredit Kecil (SKC), 111 Unit Kredit Kecil (UKC), dan 12 Consumer & Retail Loan Center (LNC).
BNI kini memiliki 16.071 ATM yang tersebar di 34 provinsi dan 521 kabupaten/ kota termasuk 6 (enam) ATM di luar negeri, yaitu 4 ATM di Hong Kong dan 2 ATM di Singapura. Jaringan ATM tersebut juga dapat melayani transaksi kartu debit berlogo Link, ATM Bersama, dan Prima.
BNI sebagai holding perusahaan telah memiliki 4 anak perusahaan, yaitu BNI Syariah (perbankan syariah), BNI Life (perasuransian), BNI Securities (pasar modal), dan BNI Multifinance (pembiayaan). BNI Asset Management merupakan anak perusahaan dari BNI Securities.
Seperti cita-cita perjuangan Margono Djojohadikusumo dalam membidani BNI diawalnya, yaitu membentuk bank nasional (milik bangsa Indonesia) yang melayani lalu lintas dagang internasional, kini BNI merupakan bank asal Indonesia dengan kantor cabang luar negeri terbanyak. Kantor cabang yang sudah dibuka adalah di Singapura, Hong Kong, Tokyo, London, New York, Seoul, Yangon, dan Osaka.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:
Kiryanto, Corporate Secretary BNI
Telp: 021-5728387, Email: bni@bni.co.id
BNI’s 70th Anniversary: BNI Commemorates Margono Djojohadikusumo
Purwokerto, May 27, 2016 - As BNI’s 70th Anniversary approaches on July 5 2016, more than 25,000 employees of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk or BNI commemorated Pusat Bank Indonesia Founder Margono Djojohadikusumo, a predecessor of BNI. BNI wishes to reignite the drive for the establishment of economic sovereignty found in the early stages of Indonesia’s independence, and hopes that paying respect to Margono Djojohadikusumo will inspire this sentiment today. BNI became the symbol of economic independence—the first fully Indonesian financial entity with the power to enforce international commerce and monetary sovereignty post-independence.
BNI Deputy Director Suprajarto led the ceremony, which was also attended by Margono Djojohadikusumo’s extended family in Purwokerto, Central Java, Friday, May 27, 2016.
As BNI founder, Margono Djojohadikusumo instilled fighting spirits and basic financial foundations into the company, Suprajarto stated. As a bank established in the midst of struggle to win Indonesia’s Independence, BNI was ready to push all employees to work their hardest and selflessly.
“On this occasion, we remember the selfless struggles of BNI’s founders. We hope to be the source of national pride, and for that, we must always remember our heroes,” he continued.
Mitra Vinda represented Margono Djojohadikusumo’s extended family and showed her appreciation to BNI, who have been paid respect to Margono Djojohadikusumo’s family since Margono’s retirement. The founder’s family hopes that BNI’s performance will far surpass those during early struggles in the future.
A month after BNI was born, Republic of Indonesia’s Vice President Mohammad Hatta inaugurated the opening of Bank Negara Indonesia’s office in De Javasche Bank tower, Yogyakarta, on August 17, 1946. At the time, BNI was formed to support national finance and economy, following the relocation of Indonesia’s capital city and government center to Yogyakarta. It was a precarious time, as the Dutch continued its campaign to retake the nation. Dutch Military Aggression II reached its culmination on December 19 1948. Banking operations were impossible to do, yet BNI continued to operate and run its activities, relying solely on perseverance and fighting spirit to continue to serve the nation.
“The fighting spirit of BNI’s founders will never fade with age, because it will always be revitalized from generation to generation in tune with changes in time. Paying respect to our founder is very important to strengthen our faith and remind us of our predecessor’s spirit and dedication to the country. It is in line with this year’s anniversary theme, “Synergize to Develop the Nation”, representing BNI’s 70 years of continuous contribution in actualizing nation development,” said Suprajarto.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. or BNI, was formed on July 5, 1946, and became the first state owned bank established after Indonesia’s independence. BNI once functioned as both central and commercial bank, as regulated in Presidential Decree No. 2/1946 on July 5, 1946, before finally operating as commercial bank only on 1955.
By the end of 2015, BNI has operated 1.826 outlets in 34 provinces and 420 cities/regencies. Additionally, BNI has 24 Sentra Kredit Menengah (SKM), 58 Sentra Kredit Kecil (SKC), 111 Unit Kredit Kecil (UKC), and 12 Consumer & Retail Loan Center (LNC).
BNI currently has 16.071 ATMs in 34 provinces and 521 cities/regencies, including six (six) ATMs abroad—four ATMs in Hong Kong and two in Singapore. The ATM network also facilitates debit card transactions with Link, ATM Bersama, and Prima logos.
BNI oversees four subsidiaries as a holding company, which are BNI Syariah (syariah banking), BNI Life (insurance), BNI Securities (capital market), and BNI Multifinance (financing). BNI Asset Management is a subsidiary of BNI Securities.
Just like the dream of Margono Djojohadikusumo to form a national bank serving international commerce in the early development of BNI, BNI is now an Indonesian bank with the highest number of overseas offices. BNI has opened branches in Singapore, Hong Kong, Tokyo, London, New York, Seoul, Yangon, and Osaka.
For further information, please contact :
Kiryanto, Corporate Secretary BNI
Phone : 021-5728387, Email : bni@bni.co.id