Sektor Industri
- Agribisnis
Menghasilkan barang dan makanan melalui pertanian yang menghasilkan tanaman pangan, perikanan, perkebunan, perhutanan dan peternakan.
Sektor ini merupakan industri terbesar di Indonesia yang menyumbang 13.7% GDP tahun 2008. Industri yang terkait pada sektor ini seperti : pupuk, bahan kimia serta produk karet/plastik dan sintetisnya. Tercatat 13 Perusahaan yang bergerak di sektor perkaretan dan 9 dari bahan kimia.
Industri pupuk sebagai penggerak faktor pertumbuhan dari sektor pertanian yang diproyeksikan pertumbuhannya antara 8%–10% pertahun dengan ekspansi produk sebesar 3%–12% per tahun (Urea dan NPK).
Implikasinya industri pupuk akan memperoleh momentum pertumbuhan yang tinggi yang pasti membutuhkan pembiayaan untuk investasi, ekspansi serta untuk tujuan upgrading.
Selain pupuk, bahan kimia juga sebagai faktor penggerak sektor pertanian tetapi karena persediaan bahan dasar dalam negeri tidak mencukupi ditambah kompetisi dari AFTA maka pembiayaan untuk sektor ini harus benar-benar dievaluasikan.
- Telekomunikasi
Guna memenuhi tuntutan konsumer atas kecepatan konektivitas akses jaringan mobile, wireless, internet dan broadband yang sejak tahun 2006 menunjukkan pertumbuhan 20% per tahun untuk mobile dan pengguna internet serta 54% per tahun untuk pengguna broadband, Pemerintah telah memutus rantai duopoli (Telkom dan Indosat) dan memberikan hak penuh atas service dan jaringan kepada operator lainnya.
Selain itu Pemerintah telah menyeimbangkan tarif koneksi antar operator untuk mendorong persaingan. Situasi tersebut akan meningkatkan persaingan di antara 5 Perusahaan telekomunikasi dan akan merangsang investasi asing, contoh : Siemens dan Lucent yang telah membangun pusat RND di Indonesia.
Selain itu investasi infrastruktur serta ekspansi jaringan dan upgrading diproyeksikan akan meningkat.
- Makanan dan Minuman
Terdiri dari industri kakao, buah, kelapa, kopi, gula, tembakau serta makanan dan minuman (alkoholik dan non-alkoholik) dalam kemasan.
Ada 2 pemain di sektor ini, pemain lokal yang menawarkan barangnya untuk konsumer yang peka harga khususnya kelas bawah dan MNC yang membidik konsumer kelas menengah-atas.
Industri minuman botol memegang pangsa sebesar 40% dari keseluruhan minuman non-alkohol selain itu adanya peningkatan pembelian dari konsumer atas berbagai macam jenis makanan dan minuman yang menyumbang pertumbuhan yang cepat dari retailer.
Rokok kretek yang merupakan campuran dari tembakau, cengkeh dan lainnya mewakili 90% pasar tembakau di Indonesia dan diproteksi dari kompetisi asing.
- Minyak Gas dan Pertambangan
Terdiri dari minyak, gas, eksplorasi geothermal. Industri ini merupakan industri hulu yang menyediakan bahan baku bagi industri menengah seperti : kilang.
Peningkatan konsumsi minyak dalam negeri (1.5%) yang terjadi karena pembangunan di sektor perekonomian. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mendukung investasi seperti penghapusan pajak atas impor barang kapital untuk eksplorasi minyak dan gas bumi yang berimplikasi atas percepatan penemuan tambang minyak baru dan eksplorasi energi alternatif seperti batubara (tingkat pertumbuhan 10.13% per tahun), hidroelektrik, geotermal dan tenaga nuklir.
- Industri Kimia
Industri kimia termasuk dalam komposisi 8 besar debitur individual dengan total nilai 1,738 trilyun rupiah dan 2 besar debitur kelompok dengan total nilai 5,453 trilyun rupiah. Oleh sebab itu BNI menerapkan strategi pertumbuhan pinjaman pada 8 sektor unggulan dengan industri kimia sebagai salah satunya.
- Konstruksi
Terdiri dari konstruksi infrastruktur dan properti. Faktor Pendorong :
- Infrastruktur Umum :
Meningkatkan pembangunan jalan dan jalan tol untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan mempermudah akses ke daerah terpencil. - Perumahan :
Pemerintah fokus pada pembangunan perumahan khususnya di daerah pedesaan (50% dari penduduk Indonesia ada di daerah pedesaan) yang berarti akan memajukan kesempatan bagi Perusahaan konstruksi kelas menengah dan pengembang perumahan kelas besar akan ikut melakukan ekspansi. - Non-Perumahan :
Gelombang urbanisasi akan meningkatkan pembangunan non-perumahan (mall, kantor, dan lain-lain).
- Kelistrikan
Industri listrik memproduksi tenaga listrik yang tarif penjualannya ditujukan untuk rumah tangga, komersial, pabrikan, lampu jalan, sosial dan pemerintah.
Pemerintah menetapkan beberapa ketetapan untuk mendukung privatisasi kelistrikan yang berarti mengakhiri monopoli PLN dan meningkatkan persaingan di sektor kelistrikan.
Keadaan yang sedang berlaku saat ini, di mana tingkat pertumbuhan konsumsi listrik melebihi pertumbuhan pembangkit listrik, masih banyak populasi yang belum menikmati listrik. Pemerintah akan meneruskan subsidi kepada penduduk yang berdaya beli lemah serta untuk mengakselerasikan pembangunan ekonomi.
Kemungkinan pembiayaan jangka panjang karena rencana pemerintah untuk mendirikan 83 pembangkit listrik.
- Perdagangan Besar dan Eceran
Perdagangan segmen ritel berkonsentrasi di Jakarta, tetapi secara agresif telah melakukan ekspansi ke Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar dan ke Makasar, Balikpapan, Manado dan Pekanbaru.
Partner dagang saat ini Jepang, Uni Eropa, Amerika, Singapura, Malaysia dan China. Ekspor Indonesia didominasi oleh pertanian dan bahan baku sedangkan impornya berupa barang-barang industri.
Dari kedelapan sektor dominan tersebut, sektor agribisnis merupakan sektor yang dominan walaupun tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan. Namun demikian di dalamnya terdapat industri makanan-minuman dan tembakau yang menyumbang 50% dari total GDP.
Selain itu sektor perdagangan besar dan eceran dinilai sebagai pasar yang baru muncul dan tumbuh dengan cepat. Jasa perbankan yang semakin canggih dirasa akan sangat dibutuhkan seperti : trade finance, remittance, treasury dan cash management.
Agribisnis juga mempunyai prosentase Non-Performing Loan (NPL) yang stabil dan permintaan pasar yang relatif jelas dan pasti kecuali terjadi kondisi gagal panen.
Sektor komunikasi yang customer-nya tetap, tingkat permintaan dan pendapatannya relatif stabil. Pemain utama pada sektor pertambangan biasanya Perusahaan besar yang kokoh secara finansial dan pada sektor kelistrikan yang dimiliki pemerintah selalu mendapatkan perlakuan lebih dari pemerintah.