Jakarta, 12 Mei 2022 -- Indonesia memegang presidensi G20 sambil membawa peran critical sekaligus nilai strategis untuk mengakselerasi kinerja ekonomi pasca periode pandemi dan tantangan yang dihadapi berbagai negara di dunia.
Upaya negara dengan menggunakan seluruh perangkatnya termasuk Bank pelat merah dipandang sangat kritikal khsusunya dalam mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap agar pelaku UMKM tidak hanya dipandang sebagai pemain atau segmen informal semata. Melainkan bisa menjadi sektor formal untuk kontribusinya pada ekonomi, dia mengajak agar juga perkuat berbagai kerjasama demi UMKM serta kolaborasi antar pihak.
“Melihat 97 persen lapangan pekerjaan disediakan oleh UMKM, jadi bagaimana pemerintah tidak melihat UMKM hanya sebagai bumper ekonomi, tak bisa kita hanya menunggu sektor formal itu tumbuh, melainkan ubah paradigma agar bagaimana menguatkan UMKM yang ada,” ungkapnya dalam Tempo BNI Bilateral Forum 2022 di Langham Hotel Ballroom, Jakarta, pada Kamis (12/5/2022).
Teten melanjutkan, perlunya juga bagaimana pelaku UMKM mampu menghasilkan lapangan kerja yang berkualitas, karenanya begitu penting penguatan UMKM tersebut. Satu diantaranya penguatan sektor produksi untuk segmen ini seperti di sektor pangan, pertanian, perikanan hingga peternakan RI.
“Sekarang kita ingin mendorong sektor riil atau produksi, karena selama ini 63,3 persen masih di sektor perdagangan sehingga sektor produksi kita kurang kuat. Kami sedang mengembangkan model bisnis korporatisasi petani yaitu mengkonsolidasikan petani kecil perorangan dan nelayan kecil tergabung dalam koperasi sehingga masuk ke dalam skala ekonomi," jelas dia.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal menunjukan di tengah wabah pandemi, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. atau BNI (kode saham : BBNI) berhasil fokus membantu UMKM dan mengukir prestasi.
Sepanjang kuartal I-2021, portofolio kredit UMKM BNI tumbuh positif sebesar Rp115,3 triliun yang menyentuh 414.444 pelaku UMKM. Adapun pertumbuhan didorong lewat semakin pulihnya ekonomi Indonesia usai atau pasca pandemi.
Hal ini semakin menunjukkan bahwa BNI fokus terhadap pembiayaan UMKM di tengah masa pandemi Covid-19, ke depan BNI akan mendukung pelaku UMKM untuk lebih produktif melalui pendampingan kepada UMKM serta support pembiayaan yang berkelanjutan.
Sementara, untuk proporsi kredit UMKM BNI per Oktober 2021 didominasi oleh segmen kredit kecil yaitu sebesar 63,7% atau Rp73,7 triliun, ini diikuti oleh segmen menengah sebesar 35,6% atau sebesar Rp41,2 triliun dan Kredit Mikro sebesar 0,8% atau Rp0,9 triliun.
Dia menyampaikan, BNI percaya betul pada kapasitas pemain UMKM tanah air yang saat ini kian berkembang.
“Kita juga menyediakan Xpora Training dan Financing untuk mendukung UMKM agar semakin familiar dengan ekspor apalagi perdagangan internasional makin berkembang ini menjadikan BNI confident,” katanya.
Pada forum yang dilaksanakan secara offline dengan protokol kesehatan ini, Iqbal memaparkan bahwa Kredit UMKM BNI berhasil menyumbang sebesar 10,3% dari total Kredit UMKM Nasional per Oktober 2021 terkait dengan market share. Ini menjadikan UMKM isu penting lainnya yang juga wajib diberi perhatian di Presidensi G20.
Hal ini dibenarkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir meramaikan Tempo BNI Bilateral Forum 2022.
“Saya mengucapkan terima kasih Tempo BNI Bilateral Forum 2022 pada hari ini. Pemerintah terus memperkuat partisipasi UMKM ke dalam ekosistem ekonomi digital dengan kemudahan perizinan, insentif fiskal/pajak, akses pasar, pembiayaan, pelatihan, pendampingan, dan akses bahan baku yang didukung dengan menciptakan fair playing field,” dia bilang.