NUSA DUA - Indonesia dan World Water Council menggelar World Water Forum (WWF) ke-10 dengan tema "Water for Shared Prosperity" di Bali pada 18-24 Mei 2024. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI turut berkontribusi sebagai satu-satunya banking partner dalam forum internasional ini.
World Water Forum merupakan pertemuan para pemangku kepentingan skala internasional terbesar di bidang air. Forum ini menjadi wadah untuk mencari solusi atas permasalahan dan isu air di dunia.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, sebagai bank milik negara, BNI merasa terpanggil untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang menyangkut hajat hidup orang banyak ini.
"Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia, khususnya Bali, atas terpilihnya sebagai tuan rumah World Water Forum. BNI pun bangga dapat menjadi bagian dari agenda penting dunia ini sebagai satu-satunya banking partner yang mendukung WWF," kata Okki.
Selama sepekan penyelenggaraan WWF 2024, para pemimpin dunia, kepala organisasi internasional, pejabat tinggi pemerintah, para ahli, cendekiawan, pengusaha, dan ekonom dari seluruh dunia akan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terkait berbagai topik yang berkaitan dengan air.
Partisipasi BNI dalam mendukung rangkaian kegiatan WWF 2024 yakni dengan memberikan kemudahan kepada para peserta untuk bertransaksi di Money Changer, setor tunai pembayaran Virtual Account (VA), penggunaan Electronic Data Captured (EDC), hingga Layanan Gerak BNI.
"BNI menjadi satu-satunya bank yang memfasilitasi pooling dana transaksi, pembelian tiket, dan transaksi EDC di lokasi acara World Water Forum 2024," ujar Okki.
Adapun forum internasional terbesar di bidang SDA ini menargetkan untuk mendatangkan 17.000 partisipan forum, 30.000 peserta expo dan pengunjung, 6 kepala negara, 48 Menteri dan 1.022 delegasi negara dan organisasi internasional.
Hal ini menjadi kesempatan bagi BNI untuk menunjukkan eksistensi di kancah internasional dan meningkatkan transaksi perbankan.
"Melalui forum ini, diharapkan tercipta kesepakatan-kesepakatan positif untuk seluruh negara dan meningkatkan kapasitas bisnis bagi seluruh pemangku kepentingan," pungkas Okki.