BNI Siapkan 2 Juta Bibit Pohon pada 2013
Cianjur, 8 Januari 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyiapkan dua juta bibit pohon pada tahun 2013 atau dua kali lipat dari jumlah bibit pohon yang dikembangkan pada tahun 2012, yaitu sekitar satu juta pohon. Ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam menghijaukan bumi, yaitu melalui program penanaman satu miliar pohon per tahun.
Mengawali awal tahun 2013, BNI dan Paguyuban Budiasi menyediakan 200.000 bibit pohon yang diserahkan kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penyerahan bibit pohon tersebut secara simbolis dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (8/1/2013).
Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim, dan Ketua Paguyuban Budiasi Mayor Jenderal TNI Doni Monardo. Ke-200.000 bibit pohon itu merupakan bagian dari dua juta bibit pohon yang akan dikembangkan BNI tahun ini.
Penanaman pohon yang dilakukan Presiden tersebut menandakan bahwa masalah pemanasan global merupakan masalah serius yang sedang dihadapi planet bumi, termasuk Indonesia yang menjadi salah satu paru-paru utama dunia. Oleh karena itu, penanaman pohon tersebut dilaksanakan dengan ungkapan Global Warming Bukan Omong Kosong (Gosong).
BNI menilai keterlibatannya dalam penghijauan ini merupakan strategi penting dalam membangun sustainable banking atau green banking. Isu green banking ini terus menghangat, bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia. Perbankan yang menerapkan bisnis berkelanjutan, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal, akan memperoleh laba dalam jangka panjang dan niscaya menjadi bank yang lebih baik, dibandingkan dengan praktek perbankan yang bersifat “business as usual”.
BNI telah menanam 1.298.183 pohon untuk menghijaukan Indonesia secara bertahap sepanjang 2012. Realisasi ini jauh melampaui target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, yaitu mengembangkan dan menanam sejuta bibit pohon.
BNI sebagai salah satu bank besar di Indonesia mengambil peran untuk menjadi pionir dalam isu green banking ini. Untuk itu, BNI berusaha menjelaskan kepada segenap nasabah dan masyarakat luas bahwa praktek bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) akan membawa arah yang lebih baik dan bertanggungjawab terhadap lingkungan dan alam.
Oleh karenanya, BNI mengajak debiturnya untuk masuk ke dalam realitas baru dan mengadopsi prinsip bisnis berkelanjutan ini. Kemudian, BNI dapat menetapkan standar “sustainability” yang dapat ditiru oleh peer group.
Inisiatif BNI
Selain menyiapkan bibit pohon, BNI juga tercatat telah melakukan beberapa initiatif dalam penyelamatan lingkungan, yaitu Pertama, menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang menjadi anggota signatory UNEP-Finance Initiative tahun 2005. Kedua, BNI dan WWF menandatangani kerjasama pelestarian penyu dan kerjasama mutual lainnya di Manado pada saat event Konferensi Kelautan Dunia (WOC) bulan Mei 2009. Ketiga, menjadi satu-satunya bank yang mendapatkan pelatihan dari YPB (Yayasan Pembangungan Berkelanjutan) yang didukung oleh British Embassy tentang “DEVELOPING SUSTAINABLE BUSINESS: Linking Banking Sector to Sustainable Development”, pada Mei dan Juni 2009.
Keempat, pada Juli 2009, BNI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Green Works Asia dan Climate Change Capital Limited (London, UK) untuk mendukung Program CDM (Clean Development Mechanism). Kelima, pada September 2009, BNI memberikan kredit sindikasi senilai US 103 juta bagi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Jawa Barat. Keenam, sejak Oktober 2009, BNI menjadi partner dialog WWF dalam inisiatif RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil Discussion).
Ketujuh, BNI beberapa kali diundang Bank Indonesia untuk memaparkan apa dan bagaimana konsep Green Banking, Februari 2010. Kedelapan, BNI bekerjasama dengan beberapa pakar dari DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim) dan Praktisi Carbon Trading untuk pelatihan CDM bagi Analis Kredit, relationship manager (RM), dan assistant vice president (AVP) dari berbagai divisi, pada 04 – 05 Februari 2010.
Kesembilan, BNI bekerjasama dengan ECO-ASIA/ICED yang merupakan pelaksana program-program Clean Energy yang didanai oleh USAID. Kesepuluh, BNI bekerjasama dengan Pemerintah Kota/ Daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas lokal untuk membangun hutan-hutan kota di berbagai daerah antara lain, Banda Aceh, Medan, Solo, Palangkaraya, dan Universitas Udayana.
Kesebelas, BNI Bekerjasama dengan LSM Domestik dan International menyediakan akses listrik bagi masyarakat lokal di berbagai daerah melalui Energi Terbaharukan (Pico Hydro dan Biogas). Keduabelas, BNI menjadi satu dari enam pendiri “Indonesian Business Council for Sustainable Development Association” (IBCSD) yang merupakan bagian dari WBCSD (World Business Council for Sustainable Development). IBCSD didirikan pada 27 April 2011 dan disahkan dalam akta pendirian perkumpulan pada 06 Oktober 2011.
BNI Siapkan 2 Juta Bibit Pohon pada 2013
Cianjur, 8 Januari 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyiapkan dua juta bibit pohon pada tahun 2013 atau dua kali lipat dari jumlah bibit pohon yang dikembangkan pada tahun 2012, yaitu sekitar satu juta pohon. Ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam menghijaukan bumi, yaitu melalui program penanaman satu miliar pohon per tahun.
Mengawali awal tahun 2013, BNI dan Paguyuban Budiasi menyediakan 200.000 bibit pohon yang diserahkan kepada masyarakat di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penyerahan bibit pohon tersebut secara simbolis dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (8/1/2013).
Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim, dan Ketua Paguyuban Budiasi Mayor Jenderal TNI Doni Monardo. Ke-200.000 bibit pohon itu merupakan bagian dari dua juta bibit pohon yang akan dikembangkan BNI tahun ini.
Penanaman pohon yang dilakukan Presiden tersebut menandakan bahwa masalah pemanasan global merupakan masalah serius yang sedang dihadapi planet bumi, termasuk Indonesia yang menjadi salah satu paru-paru utama dunia. Oleh karena itu, penanaman pohon tersebut dilaksanakan dengan ungkapan Global Warming Bukan Omong Kosong (Gosong).
BNI menilai keterlibatannya dalam penghijauan ini merupakan strategi penting dalam membangun sustainable banking atau green banking. Isu green banking ini terus menghangat, bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia. Perbankan yang menerapkan bisnis berkelanjutan, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal, akan memperoleh laba dalam jangka panjang dan niscaya menjadi bank yang lebih baik, dibandingkan dengan praktek perbankan yang bersifat “business as usual”.
BNI telah menanam 1.298.183 pohon untuk menghijaukan Indonesia secara bertahap sepanjang 2012. Realisasi ini jauh melampaui target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, yaitu mengembangkan dan menanam sejuta bibit pohon.
BNI sebagai salah satu bank besar di Indonesia mengambil peran untuk menjadi pionir dalam isu green banking ini. Untuk itu, BNI berusaha menjelaskan kepada segenap nasabah dan masyarakat luas bahwa praktek bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) akan membawa arah yang lebih baik dan bertanggungjawab terhadap lingkungan dan alam.
Oleh karenanya, BNI mengajak debiturnya untuk masuk ke dalam realitas baru dan mengadopsi prinsip bisnis berkelanjutan ini. Kemudian, BNI dapat menetapkan standar “sustainability” yang dapat ditiru oleh peer group.
Inisiatif BNI
Selain menyiapkan bibit pohon, BNI juga tercatat telah melakukan beberapa initiatif dalam penyelamatan lingkungan, yaitu Pertama, menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang menjadi anggota signatory UNEP-Finance Initiative tahun 2005. Kedua, BNI dan WWF menandatangani kerjasama pelestarian penyu dan kerjasama mutual lainnya di Manado pada saat event Konferensi Kelautan Dunia (WOC) bulan Mei 2009. Ketiga, menjadi satu-satunya bank yang mendapatkan pelatihan dari YPB (Yayasan Pembangungan Berkelanjutan) yang didukung oleh British Embassy tentang “DEVELOPING SUSTAINABLE BUSINESS: Linking Banking Sector to Sustainable Development”, pada Mei dan Juni 2009.
Keempat, pada Juli 2009, BNI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Green Works Asia dan Climate Change Capital Limited (London, UK) untuk mendukung Program CDM (Clean Development Mechanism). Kelima, pada September 2009, BNI memberikan kredit sindikasi senilai US 103 juta bagi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Jawa Barat. Keenam, sejak Oktober 2009, BNI menjadi partner dialog WWF dalam inisiatif RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil Discussion).
Ketujuh, BNI beberapa kali diundang Bank Indonesia untuk memaparkan apa dan bagaimana konsep Green Banking, Februari 2010. Kedelapan, BNI bekerjasama dengan beberapa pakar dari DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim) dan Praktisi Carbon Trading untuk pelatihan CDM bagi Analis Kredit, relationship manager (RM), dan assistant vice president (AVP) dari berbagai divisi, pada 04 – 05 Februari 2010.
Kesembilan, BNI bekerjasama dengan ECO-ASIA/ICED yang merupakan pelaksana program-program Clean Energy yang didanai oleh USAID. Kesepuluh, BNI bekerjasama dengan Pemerintah Kota/ Daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas lokal untuk membangun hutan-hutan kota di berbagai daerah antara lain, Banda Aceh, Medan, Solo, Palangkaraya, dan Universitas Udayana.
Kesebelas, BNI Bekerjasama dengan LSM Domestik dan International menyediakan akses listrik bagi masyarakat lokal di berbagai daerah melalui Energi Terbaharukan (Pico Hydro dan Biogas). Keduabelas, BNI menjadi satu dari enam pendiri “Indonesian Business Council for Sustainable Development Association” (IBCSD) yang merupakan bagian dari WBCSD (World Business Council for Sustainable Development). IBCSD didirikan pada 27 April 2011 dan disahkan dalam akta pendirian perkumpulan pada 06 Oktober 2011.