Desa Seni Kamasan Ditetapkan Sebagai Program Kampoeng BNI
Klungkung, 16 Januari 2012. Desa Kamasan yang dikenal sebagai sentra usaha seni lukisan dan ukiran tradisional Bali di Kabupaten Klungkung, Bali, ditetapkan sebagai salah satu program Kampoeng BNI, yaitu program kemitraan BNI dengan konsep pengembangan usaha kecil suatu kawasan berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat. Umumnya, keluarga di Desa Kamasan memiliki usaha seni lukisan, ukiran tradisional, dan karya seni Bali lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan usaha, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp 1,06 miliar kepada 90 usaha kecil di Desa Kamasan dan akan terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan usahanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari E Pangestu, dan Wakil Direktur Utama BNI, Felia Salim, meresmikan Desa Kamasan sebagai program Kampoeng BNI Seni, di Klungkung, Bali (13/1).
Menurut Felia Salim, program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Lebih khusus lagi, program ini juga terkait dengan pengembangan industri kreatif di Tanah Air. ”BNI telah menjadi mitra dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Ada 14 subsektor yang termasuk industri kreatif, termasuk di dalamnya adalah kerajinan dan produk seni lainnya,” kata Felia.
Di Desa Kamasan terdapat komunitas seniman lukisan tradisional Bali. Seni Lukis Wayang Kamasan adalah salah satu bentuk karya seni klasik yang dapat dianggap sebagai induk seni lukis dalam kebudayaan Bali. Selain itu, tumbuh pula karya-karya seni lainnya, antara lain kerajinan uang kepeng, seni ukir emas, seni ukir perak, dan seni ukir peluru. Tema lukisan dan ukiran menggambarkan tokoh-tokoh wayang dan ciri khas Bali yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Kamasan.
BNI memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan industri kreatif karena berbasis pada inovasi dan kreativitas, serta hasil karya budaya bangsa sendiri. Bentuk kemitraan dan pemberdayaan yang dilakukan BNI kepada para mitra binaan tidak sekadar dalam bentuk fasilitas pembiayaan atau penyaluran pinjaman, tetapi juga dengan beberapa program capacity buildingdengan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan dan pengembangan produk. Selain itu, BNI juga memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan masyarakat, seperti perbaikan kepada balai pertemuan (banjar), tempat ibadah dan sekolah di Desa Kamasan.
“Harapan BNI, nantinya selain menjadi sentra karya seni Bali, Desa Kamasan ini juga menjadi tujuan wisata yang semakin ramai dikunjungi wisatawan domestik dan luar negeri sehingga memiliki kontribusi dalam kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah,” lanjut Felia. Untuk meningkatkan promosinya, BNI juga telah memberikan kesempatan kepada beberapa mitra binaan dari Desa Kamasan untuk mengikuti pameran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti Pameran Kerajinan Inacraft, Gelar Karya PKBL, Board of Investment Fair di Bangkok, dan galeri di kantor BNI Cabang Hong Kong.
Felia menambahkan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Pola penyaluran kredit kepada kelompok usaha secara cluster seperti ini juga telah dikembangkan BNI di daerah-daerah lainnya dan sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan. Seperti Kampoeng BNI Sapi di Subang, Jawa Barat; Kampoeng BNI Jambu Mete di Imogiri, Yogyakarta; Kampoeng BNI Jagung di Ciamis, Jawa barat; Kampoeng BNI Tenun Songket di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Kampoeng BNI Nelayan di Lamongan, Jawa Timur; dan Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di Solok, Sumatera Barat.
Kredit Kemitraan BNI mencapai Rp 132 miliar
Program Kampoeng BNI merupakan salah satu program penyaluran kredit kemitraan non-komersial yang dilakukan BNI sebagai bentuk kepedulian sosial dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Saat ini, jumlah fasilitas kredit kemitraan yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 132 miliar (per Desember 2011) yang sumbernya berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan. Karena dananya diambil dari penyisihan laba perusahaan, maka kredit ini memiliki suku bunga yang jauh lebih rendah dari suku bunga komersial. Diharapkan mitra binaan yang telah berhasil mengembangkan usahanya dapat ”naik kelas” menjadi nasabah BNI yang mampu berbank secara komersial.
Desa Seni Kamasan Ditetapkan Sebagai Program Kampoeng BNI
Klungkung, 16 Januari 2012. Desa Kamasan yang dikenal sebagai sentra usaha seni lukisan dan ukiran tradisional Bali di Kabupaten Klungkung, Bali, ditetapkan sebagai salah satu program Kampoeng BNI, yaitu program kemitraan BNI dengan konsep pengembangan usaha kecil suatu kawasan berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat. Umumnya, keluarga di Desa Kamasan memiliki usaha seni lukisan, ukiran tradisional, dan karya seni Bali lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan usaha, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp 1,06 miliar kepada 90 usaha kecil di Desa Kamasan dan akan terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan usahanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari E Pangestu, dan Wakil Direktur Utama BNI, Felia Salim, meresmikan Desa Kamasan sebagai program Kampoeng BNI Seni, di Klungkung, Bali (13/1).
Menurut Felia Salim, program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Lebih khusus lagi, program ini juga terkait dengan pengembangan industri kreatif di Tanah Air. ”BNI telah menjadi mitra dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Ada 14 subsektor yang termasuk industri kreatif, termasuk di dalamnya adalah kerajinan dan produk seni lainnya,” kata Felia.
Di Desa Kamasan terdapat komunitas seniman lukisan tradisional Bali. Seni Lukis Wayang Kamasan adalah salah satu bentuk karya seni klasik yang dapat dianggap sebagai induk seni lukis dalam kebudayaan Bali. Selain itu, tumbuh pula karya-karya seni lainnya, antara lain kerajinan uang kepeng, seni ukir emas, seni ukir perak, dan seni ukir peluru. Tema lukisan dan ukiran menggambarkan tokoh-tokoh wayang dan ciri khas Bali yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Kamasan.
BNI memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung pengembangan industri kreatif karena berbasis pada inovasi dan kreativitas, serta hasil karya budaya bangsa sendiri. Bentuk kemitraan dan pemberdayaan yang dilakukan BNI kepada para mitra binaan tidak sekadar dalam bentuk fasilitas pembiayaan atau penyaluran pinjaman, tetapi juga dengan beberapa program capacity buildingdengan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan dan pengembangan produk. Selain itu, BNI juga memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan masyarakat, seperti perbaikan kepada balai pertemuan (banjar), tempat ibadah dan sekolah di Desa Kamasan.
“Harapan BNI, nantinya selain menjadi sentra karya seni Bali, Desa Kamasan ini juga menjadi tujuan wisata yang semakin ramai dikunjungi wisatawan domestik dan luar negeri sehingga memiliki kontribusi dalam kemajuan perekonomian masyarakat dan daerah,” lanjut Felia. Untuk meningkatkan promosinya, BNI juga telah memberikan kesempatan kepada beberapa mitra binaan dari Desa Kamasan untuk mengikuti pameran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti Pameran Kerajinan Inacraft, Gelar Karya PKBL, Board of Investment Fair di Bangkok, dan galeri di kantor BNI Cabang Hong Kong.
Felia menambahkan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Pola penyaluran kredit kepada kelompok usaha secara cluster seperti ini juga telah dikembangkan BNI di daerah-daerah lainnya dan sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan. Seperti Kampoeng BNI Sapi di Subang, Jawa Barat; Kampoeng BNI Jambu Mete di Imogiri, Yogyakarta; Kampoeng BNI Jagung di Ciamis, Jawa barat; Kampoeng BNI Tenun Songket di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; Kampoeng BNI Nelayan di Lamongan, Jawa Timur; dan Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di Solok, Sumatera Barat.
Kredit Kemitraan BNI mencapai Rp 132 miliar
Program Kampoeng BNI merupakan salah satu program penyaluran kredit kemitraan non-komersial yang dilakukan BNI sebagai bentuk kepedulian sosial dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Saat ini, jumlah fasilitas kredit kemitraan yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 132 miliar (per Desember 2011) yang sumbernya berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan. Karena dananya diambil dari penyisihan laba perusahaan, maka kredit ini memiliki suku bunga yang jauh lebih rendah dari suku bunga komersial. Diharapkan mitra binaan yang telah berhasil mengembangkan usahanya dapat ”naik kelas” menjadi nasabah BNI yang mampu berbank secara komersial.