BNI Siapkan Pembiayaan untuk 450 Pedagang Pasar Gembrong
Jakarta, 12 Desember 2012. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat bisnis para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang berusaha di pasar Gembrong, Johar, Jakarta. Program penguatan yang dilakukan dengan cara memberikan fasilitas kredit untuk membeli tempat usaha dan menambah modal kerja ini mencapai Rp 15 miliar.
Fasilitas tersebut disampaikan secara resmi oleh BNI dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerjasama Tri Partit dengan PD Pasar Jaya dan PT Dwi Melati Mandiri di Kantor Pusat PD Pasar Jaya, Jakarta, Rabu (12/12/2012).
BNI berharap fasilitas serupa dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal oleh setidaknya kurang lebih 450 pedagang di pasar yang berkembang dari pasar tradisional menjadi modern ini.
BNI menempatkan program penguatan UKM tersebut sebagai salah satu wujud upaya menjadikan pelaku usaha kecil semakin tangguh dan mandiri. Dukungan kepada pelaku UKM ini direalisasikan melalui program kredit khusus yang meringankan. Pertama, jaminan cukup menggunakan Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha. Kedua, biaya provisi tidak dikenakan. Ketiga, biaya administrasi juga tidak dikenakan.
Pasar Gembrong yang dulunya berupa pasar tradisional, sekarang telah berkembang menjadi pasar modern yang beroperasi sejak pagi. Pasar ini juga bermetamorfosa dengan pasar lainnya seperti Pasar Johar, Pasar Rawasari, Pasar Cempaka Putih yang buka hingga sore hari.
BNI juga tertarik memberikan dukungan pada pasar Gembrong ini karena memiliki fungsi tambahan, yakni menjadi meeting point yang representative. Itu membuat pasar ini dikunjungi oleh banyak orang dan menjadi icon baru Pusat Perbelanjaan di daerah Cempaka Putih, Johar, Jakarta Pusat.
Selain Pasar Gembrong BNI telah bekerjasama dengan PD Pasar Jaya untuk pemberian fasilitas kredit di Pasar Ujung Menteng dengan potensi senilai Rp. 5 Miliar, Pasar Gondangdia dengan potensi senilai Rp. 10 Miliar, Pasar Mayestik dengan pencairan hingga saat ini senilai kurang lebih Rp. 60 Miliar dan Pasar Koja dengan potensi senilai Rp 20 Miliar.
BNI Siapkan Pembiayaan untuk 450 Pedagang Pasar Gembrong
Jakarta, 12 Desember 2012. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat bisnis para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang berusaha di pasar Gembrong, Johar, Jakarta. Program penguatan yang dilakukan dengan cara memberikan fasilitas kredit untuk membeli tempat usaha dan menambah modal kerja ini mencapai Rp 15 miliar.
Fasilitas tersebut disampaikan secara resmi oleh BNI dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerjasama Tri Partit dengan PD Pasar Jaya dan PT Dwi Melati Mandiri di Kantor Pusat PD Pasar Jaya, Jakarta, Rabu (12/12/2012).
BNI berharap fasilitas serupa dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara maksimal oleh setidaknya kurang lebih 450 pedagang di pasar yang berkembang dari pasar tradisional menjadi modern ini.
BNI menempatkan program penguatan UKM tersebut sebagai salah satu wujud upaya menjadikan pelaku usaha kecil semakin tangguh dan mandiri. Dukungan kepada pelaku UKM ini direalisasikan melalui program kredit khusus yang meringankan. Pertama, jaminan cukup menggunakan Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha. Kedua, biaya provisi tidak dikenakan. Ketiga, biaya administrasi juga tidak dikenakan.
Pasar Gembrong yang dulunya berupa pasar tradisional, sekarang telah berkembang menjadi pasar modern yang beroperasi sejak pagi. Pasar ini juga bermetamorfosa dengan pasar lainnya seperti Pasar Johar, Pasar Rawasari, Pasar Cempaka Putih yang buka hingga sore hari.
BNI juga tertarik memberikan dukungan pada pasar Gembrong ini karena memiliki fungsi tambahan, yakni menjadi meeting point yang representative. Itu membuat pasar ini dikunjungi oleh banyak orang dan menjadi icon baru Pusat Perbelanjaan di daerah Cempaka Putih, Johar, Jakarta Pusat.
Selain Pasar Gembrong BNI telah bekerjasama dengan PD Pasar Jaya untuk pemberian fasilitas kredit di Pasar Ujung Menteng dengan potensi senilai Rp. 5 Miliar, Pasar Gondangdia dengan potensi senilai Rp. 10 Miliar, Pasar Mayestik dengan pencairan hingga saat ini senilai kurang lebih Rp. 60 Miliar dan Pasar Koja dengan potensi senilai Rp 20 Miliar.