Program Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung Hadir di Solok, Sumatera Barat
Solok 16 Desember 2011. BNI kembali mengembangkan sentra usaha kecil dengan konsep Kampoeng BNI, yaitu penyaluran pembiayaan dan pembinaan kepada kelompok usaha sejenis secara cluster di suatu daerah. Kali ini, BNI membuka program Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di desa Payo, Solok, Sumatera Barat. BNI bekerjasama dengan PT Citra Nusantara Mandiri (CNM), salah satu nasabah yang menjadi bapak angkat dari 107 petani jagung. Kepada para petani, BNI telah menyalurkan fasilitas pembiayaan berupa kredit kemitraan sebesar Rp 1,1 miliar dengan total luas lahan pertanian jagung 76,5 ha.
Menteri Pertanian RI, Suwono; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, dan Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, bersama-sama meresmikan program kemitraan Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di Desa Payo, Kota Solok, Sumatera Barat (16/12).
Menurut Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, pola penyaluran kredit program kemitraan melalui kelompok usaha atau cluster seperti ini memiliki banyak kelebihan dan keunggulan, yaitu lebih efektif dalam penyaluran kredit, lebih mudah dalam pengawasan dan lebih mudah dalam pembinaan. “Strategi seperti ini yang akan terus BNI kembangkan karena dapat langsung bersentuhan dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dari program Kampoeng BNI sebelumnya, terbukti konsep ini memberi dampak langsung pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat,” jelas Gatot.
Seperti program Kampoeng BNI lainnya, di sini BNI tidak hanya memberikan fasilitas pembiayaan, tetapi juga memberikan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengoptimalkan usaha atau yang kita kenal dengan capacity building. Program pelatihan yang telah diberikan, antara lain dalam hal kerajinan bonggol jagung, bunga kering dan pemanfaatan tanaman jagung untuk pakan ternak. Tujuan utama program ini adalah untuk mengangkat perekonomian masyarakat. BNI juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha kelompok tani jagung, seperti gapura, bale-bale dan pendopo pertemuan. Sebelumnya, usaha pertanian warga desa Payo hanya mengandalkan tananam kunyit untuk dijual daunnya dengan panen 2 bulan sekali.
Gatot menambahkan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Pola penyaluran kredit kepada kelompok usaha secara cluster seperti ini juga telah dikembangkan BNI di daerah-daerah lainnya dan sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan. Seperti Kampoeng BNI di Subang, Jawa Barat, untuk kelompok usaha peternakan sapi dan pemerahan susu; Kampoeng BNI di Ciamis, Jawa barat, untuk kelompok usaha pertanian jagung; Kampoeng BNI di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, untuk kelompok usaha tenun songket; Kampoeng BNI Lumajang, Jawa Timur, untuk kelompok usaha budidaya pisang; Kampoeng BNI di Lamongan, Jawa Timur, untuk kelompok usaha nelayan; dan Kampoeng BNI di Kamasan, Klungkung Bali, untuk usaha kerajinan seni Bali.
Kredit Kemitraan BNI mencapai 115 miliar
Program Kampoeng BNI merupakan salah satu program penyaluran kredit kemitraan non-komersial yang dilakukan BNI sebagai bentuk kepedulian sosial dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Saat ini, jumlah fasilitas kredit kemitraan yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 115 miliar yang sumbernya berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan. Karena dananya diambil dari penyisihan laba perusahaan, maka kredit ini memiliki suku bunga yang jauh lebih rendah dari suku bunga komersial, dimana hasil imbalannya tidak masuk ke dalam pembukuan BNI, melainkan dicatat secara khusus untuk kembali digulirkan membiayai usaha yang lain. Inilah yang dikenal dengan konsep revolving fund atau dana bergulir.
Program Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung Hadir di Solok, Sumatera Barat
Solok 16 Desember 2011. BNI kembali mengembangkan sentra usaha kecil dengan konsep Kampoeng BNI, yaitu penyaluran pembiayaan dan pembinaan kepada kelompok usaha sejenis secara cluster di suatu daerah. Kali ini, BNI membuka program Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di desa Payo, Solok, Sumatera Barat. BNI bekerjasama dengan PT Citra Nusantara Mandiri (CNM), salah satu nasabah yang menjadi bapak angkat dari 107 petani jagung. Kepada para petani, BNI telah menyalurkan fasilitas pembiayaan berupa kredit kemitraan sebesar Rp 1,1 miliar dengan total luas lahan pertanian jagung 76,5 ha.
Menteri Pertanian RI, Suwono; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, dan Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, bersama-sama meresmikan program kemitraan Kampoeng BNI Sentra Produksi Jagung di Desa Payo, Kota Solok, Sumatera Barat (16/12).
Menurut Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, pola penyaluran kredit program kemitraan melalui kelompok usaha atau cluster seperti ini memiliki banyak kelebihan dan keunggulan, yaitu lebih efektif dalam penyaluran kredit, lebih mudah dalam pengawasan dan lebih mudah dalam pembinaan. “Strategi seperti ini yang akan terus BNI kembangkan karena dapat langsung bersentuhan dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Dari program Kampoeng BNI sebelumnya, terbukti konsep ini memberi dampak langsung pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat,” jelas Gatot.
Seperti program Kampoeng BNI lainnya, di sini BNI tidak hanya memberikan fasilitas pembiayaan, tetapi juga memberikan pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengoptimalkan usaha atau yang kita kenal dengan capacity building. Program pelatihan yang telah diberikan, antara lain dalam hal kerajinan bonggol jagung, bunga kering dan pemanfaatan tanaman jagung untuk pakan ternak. Tujuan utama program ini adalah untuk mengangkat perekonomian masyarakat. BNI juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha kelompok tani jagung, seperti gapura, bale-bale dan pendopo pertemuan. Sebelumnya, usaha pertanian warga desa Payo hanya mengandalkan tananam kunyit untuk dijual daunnya dengan panen 2 bulan sekali.
Gatot menambahkan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha rakyat. Pola penyaluran kredit kepada kelompok usaha secara cluster seperti ini juga telah dikembangkan BNI di daerah-daerah lainnya dan sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan. Seperti Kampoeng BNI di Subang, Jawa Barat, untuk kelompok usaha peternakan sapi dan pemerahan susu; Kampoeng BNI di Ciamis, Jawa barat, untuk kelompok usaha pertanian jagung; Kampoeng BNI di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, untuk kelompok usaha tenun songket; Kampoeng BNI Lumajang, Jawa Timur, untuk kelompok usaha budidaya pisang; Kampoeng BNI di Lamongan, Jawa Timur, untuk kelompok usaha nelayan; dan Kampoeng BNI di Kamasan, Klungkung Bali, untuk usaha kerajinan seni Bali.
Kredit Kemitraan BNI mencapai 115 miliar
Program Kampoeng BNI merupakan salah satu program penyaluran kredit kemitraan non-komersial yang dilakukan BNI sebagai bentuk kepedulian sosial dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Saat ini, jumlah fasilitas kredit kemitraan yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 115 miliar yang sumbernya berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan. Karena dananya diambil dari penyisihan laba perusahaan, maka kredit ini memiliki suku bunga yang jauh lebih rendah dari suku bunga komersial, dimana hasil imbalannya tidak masuk ke dalam pembukuan BNI, melainkan dicatat secara khusus untuk kembali digulirkan membiayai usaha yang lain. Inilah yang dikenal dengan konsep revolving fund atau dana bergulir.