BNI Menjadi Bank Collection dan Operasional PT KAI
Jakarta, 7 November 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terpilih menjadi Bank Operasional bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Melalui kerjasama Cash Management terpadu BNI memberikan fasilitas kepada KAI antara lain Cas Pickup Service bagi lebih kurang 117 Stasiun KAI untuk 9 DAOP dan 3 Divre, e-payment, e-tax, identifikasi setoran stasiun dan top up agen.
Peningkatan kerja sama antara BNI dengan KAI ini ditandai oleh Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penggunaan Layanan Cash Management Terpadu antara Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto dan Direktur Keuangan KAI Kurniadi Atmosasmito di Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Penandatanganan perjanjian ini akan memperkokoh kerja sama yang telah terjalin baik selama ini antara BNI dan KAI. Selama ini BNI menjadi mitra KAI dalam pelayanan Cash Management dan kerjasama lainnya, antara lain :
- Pemasangan mesin EDC (electronic data capture) BNI di loket-loket KAI.
- e-ticketing untuk KA Pramex Jogja-Solo.
- Kartu BNI Prepaid Rail Card
- Payroll dan Kartu Multi Fungsi bagi 27.000 pegawai KAI.
- Corporate Card
Adapun untuk peningkatan sarana dan prasarana perkeretaapian, BNI memberikan fasilitas kepada KAI berupa :
- Kredit sindikasi pembelian gerbong serta lokomotif di Jawa dan Sumatra.
- Kredit bilateral untuk memenuhi kebutuhan operasional KAI.
- Fasilitas Kredit kepada anak perusahaan KAI yaitu PT KAI Commuter JABODETABEK untuk pembelian Loko Commuter Jabodetabek.
- Kredit sindikasi untuk proyek Kereta Api Bandara Soekarno Hatta kepada PT. KAI dan PT. RAILINK (anak perusahaan PT.KAI) untuk pembelian Kereta Bandara Soekarno Hatta (Dalam Proses).
Dengan kerja sama yang sudah berjalan ini diharapkan akan semakin mendorong peran BNI dalam mendukung Bisnis Operasional KAI, termasuk untuk mendukung program Bank Indonesia dalam memasyarakatkan less cash society (LCS) di Indonesia. Dengan demikian, seluruh transaksi moda transportasi di Indonesia diharapkan dapat menggunakan payment card BNI, baik kartu kredit, kartu debit, maupun kartu pra bayar.
Menurut Krishna, prospek industri transportasi di Indonesia ke depan sangat menjanjikan, seiring dengan permintaan masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan pasokan fasilitas transportasinya. Prospek yang menjanjikan itu ada pada segmen kargo dan penumpang.
Pada angkutan kargo, peluang bisnis kereta api semakin terbuka lebar dengan diaturnya kerja sama operasi (KSO) dalam UU Perkeretapian No. 23 Tahun 2007, melalui penyerahan beberapa jalur kereta api, pengelolaan bengkel, sistem tiket, pengelolaan stasiun, pembangunan infrastruktur, dan angkutan kereta untuk komoditas tertentu. Adapun pada angkutan penumpang, potensinya sangat tinggi seiring dengan perekonomian yang terus tumbuh, pembangunan infrastruktur transportasi yang terus menjadi prioritas, pola hidup modern yang menuntut mobilitas tinggi, serta bisnis antar daerah yang meningkat.
"Angkutan kargo kereta api masih mendapatkan porsi yang kecil, 5-6% dari total angkutan kargo darat, laut dan udara. Oleh karena itu, BNI senantiasa terus mencermati perkembangan bisnis di industri perkeretaapian untuk terus membuka setiap kemungkinan pengembangan kerja sama dengan KAI di masa mendatang," ujar Krishna.
BNI Menjadi Bank Collection dan Operasional PT KAI
Jakarta, 7 November 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terpilih menjadi Bank Operasional bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Melalui kerjasama Cash Management terpadu BNI memberikan fasilitas kepada KAI antara lain Cas Pickup Service bagi lebih kurang 117 Stasiun KAI untuk 9 DAOP dan 3 Divre, e-payment, e-tax, identifikasi setoran stasiun dan top up agen.
Peningkatan kerja sama antara BNI dengan KAI ini ditandai oleh Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang Penggunaan Layanan Cash Management Terpadu antara Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto dan Direktur Keuangan KAI Kurniadi Atmosasmito di Jakarta, Kamis (7/11/2013).
Penandatanganan perjanjian ini akan memperkokoh kerja sama yang telah terjalin baik selama ini antara BNI dan KAI. Selama ini BNI menjadi mitra KAI dalam pelayanan Cash Management dan kerjasama lainnya, antara lain :
- Pemasangan mesin EDC (electronic data capture) BNI di loket-loket KAI.
- e-ticketing untuk KA Pramex Jogja-Solo.
- Kartu BNI Prepaid Rail Card
- Payroll dan Kartu Multi Fungsi bagi 27.000 pegawai KAI.
- Corporate Card
Adapun untuk peningkatan sarana dan prasarana perkeretaapian, BNI memberikan fasilitas kepada KAI berupa :
- Kredit sindikasi pembelian gerbong serta lokomotif di Jawa dan Sumatra.
- Kredit bilateral untuk memenuhi kebutuhan operasional KAI.
- Fasilitas Kredit kepada anak perusahaan KAI yaitu PT KAI Commuter JABODETABEK untuk pembelian Loko Commuter Jabodetabek.
- Kredit sindikasi untuk proyek Kereta Api Bandara Soekarno Hatta kepada PT. KAI dan PT. RAILINK (anak perusahaan PT.KAI) untuk pembelian Kereta Bandara Soekarno Hatta (Dalam Proses).
Dengan kerja sama yang sudah berjalan ini diharapkan akan semakin mendorong peran BNI dalam mendukung Bisnis Operasional KAI, termasuk untuk mendukung program Bank Indonesia dalam memasyarakatkan less cash society (LCS) di Indonesia. Dengan demikian, seluruh transaksi moda transportasi di Indonesia diharapkan dapat menggunakan payment card BNI, baik kartu kredit, kartu debit, maupun kartu pra bayar.
Menurut Krishna, prospek industri transportasi di Indonesia ke depan sangat menjanjikan, seiring dengan permintaan masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan pasokan fasilitas transportasinya. Prospek yang menjanjikan itu ada pada segmen kargo dan penumpang.
Pada angkutan kargo, peluang bisnis kereta api semakin terbuka lebar dengan diaturnya kerja sama operasi (KSO) dalam UU Perkeretapian No. 23 Tahun 2007, melalui penyerahan beberapa jalur kereta api, pengelolaan bengkel, sistem tiket, pengelolaan stasiun, pembangunan infrastruktur, dan angkutan kereta untuk komoditas tertentu. Adapun pada angkutan penumpang, potensinya sangat tinggi seiring dengan perekonomian yang terus tumbuh, pembangunan infrastruktur transportasi yang terus menjadi prioritas, pola hidup modern yang menuntut mobilitas tinggi, serta bisnis antar daerah yang meningkat.
"Angkutan kargo kereta api masih mendapatkan porsi yang kecil, 5-6% dari total angkutan kargo darat, laut dan udara. Oleh karena itu, BNI senantiasa terus mencermati perkembangan bisnis di industri perkeretaapian untuk terus membuka setiap kemungkinan pengembangan kerja sama dengan KAI di masa mendatang," ujar Krishna.